
Sahabat Permata, di Indonesia fenomena cuci darah akibat gagal ginjal kini semakin mengkhawatirkan. Mungkin Anda sering melihat di media sosial beberapa anak-anak di RSCM Jakarta diwawancarai karena cuci darah, mereka berbagi cerita dan pengalaman apa yang mereka alami. Itu adalah fakta nyata bahwa pasien cuci darah saat ini bukan cuma diisi orang dewasa, tetapi juga diisi kalangan anak-anak dan remaja. Begitu juga di ruang dialisis RS Permata Jonggol, pasien kami semakin ramai dan sudah banyak yang berguguran.
Ini benar-benar fenomena yang sangat menghawatirkan jika dibiarkan 5-10 tahun lagi tak terbayangkan generasi muda Indonesia akan seperti apa. Mari kita telusuri lebih dalam tentang situasi ini dan apa yang bisa kita lakukan sebagai orangtua untuk melindungi generasi muda kita.
Data Meningkatnya Pasien Cuci Darah
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, jumlah pasien gagal ginjal di Indonesia terus meningkat. Pada 2019 jumlah orang meninggal akibat gagal ginjal kronis mencapai 2,35% atau 1,4 juta orang kemudian meningkat hingga 1,2% atau 8,7 juta orang. Sehingga pada tahun 2023, tercatat lebih dari 42.000 kematian akibat penyakit ginjal kronis. Provinsi dengan angka tertinggi kasus gagal ginjal adalah Kalimantan Utara, diikuti oleh Maluku dan Sulawesi Utara. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang lebih mengkhawatirkan, banyak pasien yang terpaksa menjalani cuci darah berusia di bawah 20 tahun. Ini menunjukkan bahwa penyakit ginjal tidak lagi hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan remaja.
Jika diambil dari data pengobatan dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2022, biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan gagal ginjal kronis, termasuk cuci darah, mencapai Rp2,1 triliun untuk 1,32 juta kasus. Pada tahun 2023, jumlah kasus meningkat menjadi 1,5 juta, dengan biaya yang dibutuhkan mencapai Rp2,92 triliun. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya jumlah pasien yang meningkat, tetapi juga beban finansial yang harus ditanggung oleh sistem kesehatan.
Fenomena yang lebih mencolok adalah meningkatnya jumlah pasien cuci darah di kalangan anak muda, bahkan ada yang berusia di bawah 20 tahun. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para ahli kesehatan, yang menyebutkan bahwa gaya hidup yang buruk, termasuk pola makan tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik, menjadi penyebab utama.
Penyebab Meningkatnya Kasus Gagal Ginjal
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya kasus gagal ginjal, terutama di kalangan anak muda:
- Pola Makan Tidak Sehat: Banyak anak muda yang mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis (minuman kemasan teh berwarna, susu dan bubuk), dan camilan tinggi garam. Pola makan yang buruk ini dapat menyebabkan obesitas dan diabetes, yang merupakan faktor risiko utama untuk gagal ginjal.
- Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari, di mana anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget daripada berolahraga, juga berkontribusi pada masalah ini. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko penyakit ginjal.
- Dehidrasi: Banyak remaja yang tidak cukup minum air putih, lebih memilih minuman manis atau berkafein. Dehidrasi kronis dapat membebani ginjal dan mengganggu fungsinya.
- Penggunaan Obat Tanpa Resep: Penggunaan obat penghilang rasa sakit dan suplemen tanpa pengawasan medis juga dapat merusak ginjal. Banyak remaja yang tidak menyadari risiko ini dan mengonsumsi obat-obatan secara sembarangan.
- Faktor Genetik: Beberapa anak mungkin memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah ini.
Upaya Preventif untuk Mencegah Gagal Ginjal
Sebagai orangtua, ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk melindungi anak-anak kita dari risiko gagal ginjal:
- Edukasi tentang Pola Makan Sehat: Ajarkan anak-anak tentang pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Kurangi asupan garam, gula (minuman kemasan teh , susu dan bubuk), dan lemak jenuh. Perbanyak konsumsi buah, sayur, dan air putih. Membiasakan anak-anak untuk memilih makanan sehat sejak dini dapat membantu mereka mengembangkan kebiasaan makan yang baik.
- Dorong Aktivitas Fisik: Ajak anak-anak untuk aktif bergerak setiap hari. Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental. Buat aktivitas fisik menjadi bagian dari rutinitas keluarga, seperti berjalan kaki bersama, bersepeda, atau bermain di taman.
- Pantau Konsumsi Obat: Pastikan anak-anak tidak mengonsumsi obat-obatan atau suplemen tanpa pengawasan dokter. Edukasi mereka tentang bahaya penggunaan obat yang tidak tepat. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat kepada anak-anak.
- Rutin Periksa Kesehatan: Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau fungsi ginjal dan kesehatan secara keseluruhan. Deteksi dini dapat mencegah perkembangan penyakit yang lebih serius. Pemeriksaan tekanan darah dan tes urin dapat membantu mendeteksi masalah ginjal sejak dini.
- Batasi Waktu Layar: Kurangi waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar gadget. Dorong mereka untuk melakukan aktivitas lain yang lebih bermanfaat dan menyehatkan. Batasi penggunaan gadget dan ajak anak-anak untuk berinteraksi secara langsung dengan teman dan keluarga.
- Ciptakan Lingkungan yang Mendukung: Sebagai orangtua, kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan anak-anak. Ini termasuk menyediakan makanan sehat di rumah, menjadi teladan dalam berolahraga, dan memberikan dukungan emosional yang mereka butuhkan.
Dr. Andi Wijaya, seorang ahli nefrologi, menekankan bahwa “Pencegahan adalah kunci. Dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan ginjal sejak dini, kita dapat mengurangi risiko gagal ginjal di masa depan.” Sementara itu, Dr. Siti Nurhaliza, seorang ahli gizi, menambahkan, “Pola makan yang sehat dan seimbang adalah fondasi untuk kesehatan jangka panjang. Orangtua harus menjadi teladan dalam menerapkan pola makan sehat di rumah.”
Peningkatan jumlah pasien cuci darah di Indonesia, terutama di kalangan anak muda, adalah masalah yang memerlukan perhatian serius. Dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan melakukan langkah-langkah preventif, kita dapat membantu mengurangi risiko gagal ginjal di masa depan. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak-anak kita. Dengan perhatian dan tindakan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa mereka tumbuh menjadi generasi yang sehat dan kuat. (Mas AL)