Musim hujan sudah datang. Berbagai penyakit musiman pun ikut berdatangan. Salah satu yang paling menjadi momok bagi kita yang tinggal di iklim tropis di Indonesia adalah penyakit Demam Derdarah Dengue atau sering disebut DBD. DBD merupakan salah satu penyakit menular yang tidak boleh disepelekan, karena bisa berkembang menjadi parah dan membahayakan nyawa. DBD disebabkan dan disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Mungkin awalnya hanya demam biasa, akan tetapi setelah 3-4 hari demam menghilang, muncul tanda bahanya muntah-muntah, gusi berdarah, hingga badan terasa lemas dan tidak berdaya.
DBD disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue, dimana virus ini tidak menularkan dari satu orang ke orang lain, melainkan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Ada dua jenis nyamuk yang paling sering menyebarkan virus dengue ini, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue, virus tersebut masuk ke dalam tubuh nyamuk. Kemudian, nyamuk yang terinfeksi tersebut bisa menularkan virus ke orang lain melalui gigitannya. Gejala demam berdarah biasanya mulai muncul 4–10 hari setelah kamu digigit nyamuk yang terinfeksi. Demam berdarah ditandai dengan demam tinggi yang bisa mencapai 40 derajat Celsius.
Salah satu dokter ahli penyakit dalam RS Permata Jonggol dr. Asri Ratna Mukti Umpuan, Sp.PD menjelaskan bahwa DBD itu punya karakterisik bahwa pada hari pertama sampai hari ke 3 suhu tubuh penderita sangat tinggi lebih dari 38 derajat celcius hingga turun tanpa diobati. Di sinilah banyak orang terlena, dikira sudah sembuh, mereka mulai beraktivitas kembali. Pada hari berikutnya setelah suhu turun, maka bisa berbarengan dengan daya tahan tubuh tiba-tiba melemah, ini perlu diwaspadai, karena jika daya tahan tubuh sudah melemah artinya kamu sudah memasuki fase kritisi DBD.
Gejala awal DBD:
1. Demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius
2. Sakit kepala
3. Nyeri otot, tulang dan sendi
4. Mual-mual
5. Muntah
6. Sakit di belakang mata
7. Kelenjar getah bening di leher dan selangkangan membengkak
8. Muncul bintik-bintik merah/ruam pada kulit
Jika sudah memasuki fase kritis, maka segeralah konsultasikan ke dokter, karena menurut dr. Asri DBD bisa menyebabkan kematian. Karena virus dangue ini bisa menyebabkan pembuluh darah kita itu lebih longgar pori-porinya. Sehingga cairan yang ada di dalam pembuluh darah yang digunakan untuk menghantarkan cairan dan darah ke seluruh tubuh ibaratnya bocor ke jariangan-jaringan lunak, contohnya di bawah kulit, sehingga bisa terjadi adanya kekurangan cairan yang dibutuhkan organ-organ vital seperti paru-paru, jantung, otak dan ginjal. Jika pembuluh darah bocornya di rongga dada dan perut yang seharusnya tidak boleh diisi cairan, maka dia akan membuat desakan di organ sekitarnya, sehingga bisa terjadi sesak nafas, nyeri perut, bahkan jika terjadi pelebaran cairan tadi disertai dengan penurunan trombosit, bisa terjadi pendarahan, mulai dari mimisan hingga pecah pembuluh darah.
Gejala bahaya DBD:
1. Sakit perut parah
2. Muntah terus-menerus
3. Perdarahan dari gusi atau hidung
4. Terdapat darah dalam urine, tinja, atau muntah
5. Perdarahan di bawah kulit, yang mungkin terlihat seperti memar
6. Sulit bernapas
7. Kelelahan
8. Gelisah
Adapun langkah-langkah yang benar untuk menjadi acuan kita agar DBD tidak memasuki area yang berbahaya, maka solusinya adalah ketika kamu merasa demam tinggi di atas 38 derajat celcius di hari pertama hingga hari ke tiga, maka segera lakukan konsultasi ke dokter, datangi poli umum atau poli penyakit dalam, dengan skema rawat jalan. Kemudian minum semua obat yang diberikan oleh dokter sesuai dengan resep yang sudah diberikan.
Setelah itu jika ternyata efeknya menjadi semakin parah, kamu mengalami gejala mual dan muntah-muntah terus menerus, ada pendarahan, mimisan, hingga muncul bintik-bintik merah di seluruh badan, maka segera datangi IGD RS Permata Jonggol untuk mendapatkan pelayanan DBD maksimal dari dokter terbaik kami. (qm)