3. Demam
Agak ngeri-ngeri sedap mendengar kabar tentang wabah Pneumonia yang sedang merebak di Cina ini. Jadi terngiang kembali betapa dahsyatnya wabah Covid-19 yang sudah sama-sama kita lewati selama 2 tahun kemarin, juga berawal dari tempat yang sama. Tiba-tiba pada 13 November lalu, China mengabarkan adanya lonjakan kasus pneumonia terhadap anak. Meningkatnya angka kasus ini telah menyebabkan antrean panjang dan waktu tunggu yang sangat melelahkan di beberapa IGD rumah sakit anak di kota-kota di Cina seperti Beijing, Tianjin, dan Liaoning. Namun sampai hari ini WHO belum bisa mengkonfirmasi data update berapa banyak sebaran dari wabah ini setelah Badan Kesehatan Cina mengumungkan terdapat 7000 kasus pada pekan lalu.
Sebenarnya apa sih Mycoplasma Pneumonia ini?
Pneumonia adalah peradangan akut jaringan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, jamur, dan virus). Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Pneumonia kalau dalam istilah umum dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru. Akibatnya, alveoli dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.
Adapun gejala-gejala yang sering dialami oleh penderita pneumonia pada umumnya berkisar dari 12 gejala, antara lain:
1. Batuk kering, batuk berdahak kental berwarna kuning dan hijau, atau batuk berdarah
2. Adanya perubahan karakteristik dahak
3. Demam
4. Berkeringat
5. Nyeri dada
6. Sesak nafas
7. Detak jantung meningkat
8. Hilang nafsu makan
9. Mual, muntah
10. Tubuh terasa lemas
11. Nyeri otot dan sendi
12. Sakit kepala
Mycoplasma Pneumonia ini cenderung menyerang anak-anak dibawah 5 tahun dan usia lansia di atas 65 tahun. Sementara itu gejala yang sering terjadi pada anak-anak dibawah umur 5 tahun biasanya gejala berkisar dari bersin-bersin, hidung tersumbat, hingga batuk akut. Namun, gejala ini bisa semakin parah apabila si anak memiliki penyakit bawaan seperti mengalami alergi atau asma, serta memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Dalam kasus ini, anak bisa mengalami sesak napas yang akut.
Dan yang membuat kita semakin waspada adalah karena kasus Pneumonia ini sudah terdeteksi di Indonesia. Berdasarkan laporan media kompas.com (06/12/2023) lalu, kasus pneumonia mengalami peningkatan di Indonesia, terutama menjangkit anak-anak. Kemenkes RI mencatatkan total ada enam kasus pasien positif pneumonia mycoplasma per hari Rabu (6/12/2023) kemarin. Kabar baiknya semua pasien dinyatakan sembuh.
Berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus pneumonia di China disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae. Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan sebelum COVID-19. Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang. Karena itu, menurutnya, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi COVID-19, dan tingkat fatalitasnya rendah.
Lalu, bagaimana metode penyebaran pneumonia ini? Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Nastiti Kaswandani menjelaskan bahwa sumber penularan infeksi Mycoplasma pneumonia ini ditularkan melalui percikan pernapasan atau droplet pasien yang sudah terinfeksi virus tersebut. Sama halnya seperti penularan infeksi saluran pernapasan pada umumnya. Pasien batuk dan bersin kemudian bisa menyebar ke anak sehat lainnya, di situlah bisa terjadi penularan.
Terakhir, bagaimana cara mencegah penularan Mycoplasma pneumonia?
Pemerintah Indonesia dibawah komando Kementerian Kesehatan RI terus memonitor perkembangan kasus ini baik yang di Indonesia maupun di Cina. Sama seperti yang dilakukan Singapura dan Malaysia nampaknya Indonesia belum melalukan mitigasi khusus untuk mencegah penularan Mycoplasma pneumonia ini. Tidak ada tanda-tanda akan dilakukan pembatasan, dan tidak ada karantina. Akan tetapi nampaknya pemerintah lebih khawatir dengan melonjak Kembali kasus Covid-19 di beberapa negara tetanggan seperti Malaysia dan Singapura dan menghimbau kita untuk Kembali memakai masker.
Akan tetapi kita sebagai masyarakat hendaknya menjaga kebersihan diri dan menjaga kesehatan. Apabila anak kita sakit jangan dipaksa berangkat ke sekolah, berisitirahatlah di rumah. Apabila masih ada gejala hendaknya pakai masker, selalu pakai masker di tempat ramai, serta jika bersin dan batuk hendaknya menggunakan etika kesehatan, demi menjaga keselamatan diri dan keselamatan orang lain. (qm)